Wajah ku menampilkan senyum seperti matahari yang bersinar
Hari ini aku datang dengan penuh tawa
Ada segaris senyum yang merekah lewat wajah bulan purnama
Ku jahit hati yang telah tersayat karena teguran yang merusak jiwa
Pikir ku lagi tentang waktu ini
Ah... luka ini tidak akan terbuka lagi kan
Pikir ku lagi tentang saat ini
Baiklah... jika terkoyak akan kujahit kembali
Saat senja memunculkan jingganya di ufuk barat
Luka ku menganga kembali karena teguran
Menambah lagi nestapa yang pelan-pelan hilang
Padahal aku telah letih membalurnya dengan pengampunan
Teguran itu terlalu bahaya untuk jiwa ku yang semakin rapuh
Sebenarnya aku tidak tuli jika mendengar nasihat mu yang lembut
Boleh kah sedikit saja aku mendengar nasihat mu yang membangkitkan raga
Kau mengabaikan banyak yang ku berikan hanya karena satu kesalahan yang tidak fatal
Tuan yang duduk pada kursi yang tinggi
Menengoklah kebawah agar kau tahu cara mu memperlakukan ku
Tuan yang yang tidur di kasur emas permadani
Sekali-kali tidurlah di atas karpet supaya kau tahu sakitnya tubuh karena perkataan mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar